Awan hitam datang menghampiri
Menutupi segala mimpi
Petir yang mulai menggelegar
Melenyapkan semangat
Petir yang mulai menyambar
Mengenai mimpi yang masih tersisa
Membuatnya hangus,
Terbakar sia-sia
Hujan mulai turun,
Sedikit demi sedikit
Hingga menjadi deras dan alirkan memori
Tentang masa yang telah lalu
Tentang hari di mana kurangkai mimpi
Angin bertiup kencang
Menyapu memori yang terputar
Dan beterbangan tak berarah
Mengingatkan pada kenyataan
Air mata mengalir lebih deras
Matahari telah hilang dari diriku
Akankah datang pelangi setelah badai?
Angin dingin terus berhembus Bau tanah basah yang khas tercium Suara gemericik air terdengar di malam yang damai hujan terus menetes Membentuk genangan kenangan Dan membanjiri memori Waktupun berjalan mundur Hati berdebar sangat kencang, Hanya bisa menatap rintik hujan Ujung bibir terus tertarik, Dengan genggaman hangat tanganmu Tak ada suara, Namun hujan tahu kita bahagia Waktu terus berjalan mundur Di bawah terik matahari aku berjalan Dengan suasana hati tak menentu Kau datang bersama dengan turunnya hujan Mengikuti langkahku sambil terus mengoceh Membuatku lupa dengan masalahku Waktu masih berjalan mundur Aku menatap rintik hujan yang tak kunjung berhenti Merutuki langit yang tak sejalan dengan keinginanku Kau datang dengan nasehatmu Tentang indahnya hujan Waktu yang telah ditarik ke belakang, Dilempar dengan keras ke depan Saat melihat darah bercampur dengan genangan hujan, Juga air mata Kini, rintik rindu menetes dari pelupuk mata Untukmu yang sempat h...
Komentar
Posting Komentar